Kya-Kya Kembang Jepun
adalah sebuah kawasan (tepatnya sebuah jalan) sepanjang 750 meter dengan lebar 20 meter. Kawasan kota lama yang saat siang hari padat dengan perdagangan berskala grosir dan menjadi barometer perdagangan di kawasan Timur Indonesia (Katimin), semacam wallstreet di Amerika. Malam hari kini dipenuhi dengan seratus lebih pedagang makanan dan minuman, cinderamata dan peramal, hiburan seni budaya bahkan olahraga (tayangan dan langsung, seperti pertandingan tinju dll) dan menjadi tempat jalan kaki terpanjang dan teraman di Surabaya (walkstreet) yang kental bernuansa Tiongkok.

Saat ini Jalan Kembang Jepun kembali mendunia ketika fasilitas yang bertajuk Kya-Kya Kembang Jepun telah menjadi ikon baru kota Surabaya.
Pusat Kya-kya Kembang Jepun Surabaya memang bukan sekedar pusat makanan dan minuman biasa, dia hadir dengn semangat-semangat seperti:

  • Mengakar pada sejarah.
    Kembang jepun memang bukan wilayah yang dibangun ‘kemarin’. Karakter ‘Pecinan’-nya telah terbangun bahkan berabad umurnya. Perjalanan perannya yang kental sebagai pusat perdagangan dari jaman ke jaman menancapkan cengkraman kuat pada bumi utara Surabaya. Kekuatan itulah yang memang digugah kembali melalui sosok Kya-kya Kembang Jepun.
  • Ber-Karakter yang dominan
    Wajah Pecinan yang khas telah menjadi ‘the spirit of place’ yang tidak bisa dan tidak mungkin dipungkiri atau ditolak keberadaannya . Bangunan-bangunan disekitar sisi Selatan Jalan Kembang Jepun masih menyisahkan tetenger bahwa pengaruh budaya tiongkok sangat dominan disana. Bahkan masih ditemukan bumbungan (ujung nok) yang bermahkota sepasang kepala naga. Beberapa bangunan dipelosok-pelosok kampung dikawasan Kembang Jepun beraduk antara berwajah kolonial dan berwajah tiongkok.
    Ciri khas yang kuat dari sentra makanan dan minuman ini juga di perkuat oleh nama yang di sandangnya. Kya-kya secara denotatif artinya ‘jalan-jalan’. Berasal dari bahasa “Hok-Kian”, sebuah dialek dari kawasan Selatan Tiongkok.
  • Momentum
    Hanya dalam waktu 2 (dua) minggu untuk diskusi dan 3 (tiga) minggu untuk pelaksanaan, kya-kya Kembang Jepun di wujudkan. Peringatan Hari ulang tahun ke 710 kota Surabaya, yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2003 diambil sebagai momentum yang sangat tepat dan strategis untuk menyerahkan sumbangsih warga kepada kota tercintanya.